Minggu, 19 Oktober 2008

Tips sehat Berpuasa

Ehm…bulan Ramadhan datang. Puasa lagi nih!!! Banyak anggapan tentang puasa yang katanya bikin ga enak badan aja. Bagaimana fakta sebenarnya? Simak tulisan berikut.

Puasa Bikin Lemas?

Kita terbiasa berpikir dengan berpuasa, banyak waktu makan yang harus "hilang", yaitu sarapan dan makan siang. Dan pola pikir demikian ternyata men-sugesti kita untuk merasa lemas saat menjalani puasa, terutama saat siang sampai menjelang waktu berbuka.

Memperbanyak asupan serat pada saat sahur adalah salah satu cara mencegah cepat datangnya 'kukuruyuk' di perut. Serat bisa diperoleh dari buah-buahan, sayur-sayuran, atau karbohidrat berserat seperti oatmeal. Serat atau karbohidrat kompleks memiliki efek mengenyangkan karena mampu mengembang dalam lambung. Namun serat juga lebih lama dicerna dibandingkan dengan karbohidrat sederhana, protein dan lemak. Artinya, serat akan lebih lama tertinggal di lambung dibanding zat gizi lainnya. Karena itu perut akan terasa lebih lama kenyang dan kadar gula darah juga lebih terjaga

Untuk menghindari lemas, konsumsilah segelas susu saat sahur. Sebaiknya konsumsi pula suplemen yang mengandung vitamin B kompleks agar metabolisme kita semakin oke. Saat sahur memang disunahkan untuk makan sahur mendekati waktu imsak, oleh karena itu lakukan makan sahur kira-kira 15-30 menit sebelum imsak, dan makanlah serat di saat-saat terakhir makan sahur. Selain "mengirit" waktu cerna makanan, sahur sebelum imsak sangat baik untuk mencegah terlewatnya shalat Subuh.

Puasa Tanpa Gangguan Pencernaan

Keluhan yang paling sering terdengar saat puasa adalah gangguan berupa maag dan heartburn. Heartburn adalah rasa panas di ulu hati, yang kadang disertai dengan rasa kaku atau keram pada otot perut. Biasanya muncul apabila saat perut penuh, tubuh tidak beraktivitas kembali. Misalnya jika kita langsung tidur setelah makan sahur. Sebetulnya kedua keluhan ini tidak perlu terjadi, selama kita tahu bagaimana menyikapi pola kerja saluran pencernaan kita.

Minum obat maag, terutama bagi yang memang memiliki penyakit maag, adalah hal yang tidak boleh terlupakan. Obat maag dapat diminum saat berbuka dan sahur. Saat berbuka, batalkan puasa dengan segelas air atau minuman manis - usahakan tidak minum minuman yang bersuhu dingin atau terlalu panas - lalu minumlah dahulu obat maag. Tunggu sekitar sepuluh atau lima belas menit, lalu santaplah hidangan pembuka yang ringan atau segelas susu. Sebaiknya tidak langsung menyantap makanan utama segera setelah berbuka, karena saat kosong dalam waktu yang lama, otot-otot lambung tidak 'siap' menerima volume makanan dalam ukuran besar. Sebetulnya dengan menyantap hidangan pembuka yang ringan seperti semangkuk kecil kolak hangat, atau segelas susu, sudah cukup memberi energi sampai satu jam ke depan. Karena itu tak ada salahnya shalat tarawih dahulu sebelum menyantap makanan utama. Selain itu jika tarawih dalam keadaan perut penuh, kita akan merasa sebah a tau mual karena lambung belum siap mencerna dan mendorong makanan ke usus.

Pada saat sahur, obat maag dapat diminum sesaat sebelum imsak atau setengah jam sebelum makan sahur, ini jika memilih makan sahur mendekati waktu imsak.

Apabila kita memang memiliki riwayat penyakit maag, sebaiknya hindari makanan dan minuman yang dapat merangsang ekskresi asam lambung, seperti makan makanan yang bercita rasa asam, atau minum kopi dan teh terutama pada saat sahur.

Pada hari pertama dan kedua, mungkin gangguan pencernaan masih terbilang wajar karena perut dalam keadaan 'kaget'. Namun jika berlangsung terus menerus, tentunya ada yang salah dengan pola makan kita. Sebaiknya, perhatikan kembali pola makan yang sudah kita terapkan.

Puasa Bikin Kulit Kering?

Saat berpuasa, memang sangat wajar apabila asupan minuman cenderung menjadi berkurang, karena biasanya kita lebih 'bersemangat' untuk mengganyang makanan daripada minum air. Padahal kurangnya asupan air bisa menyebabkan kekurangan cairan, apalagi jika aktivitas kita termasuk padat, banyak berkeringat, atau bahkan menghabiskan waktu kita di dalam ruangan ber-AC. Kurangnya asupan air, ditambah dengan ruangan ber-AC, akan membuat kulit menjadi kering, bahkan bisa sampai pecah-pecah.

Seharusnya puasa tidak perlu menghilangkan 'jatah minum'. Kita bisa, kok, menyiasati asupan 6-8 gelas sehari. Misalnya, minumlah segelas air secara perlahan pada saat membatalkan puasa. Setelah menyantap makanan pembuka yang umumnya bercita rasa manis, usahakan minum kembali segelas air. Saat menyantap makanan utama, usahakan meminum setidaknya dua gelas air. Lalu sebelum tidur, minumlah lagi segelas air.

Pada saat sahur, minumlah setidaknya dua gelas air. Satu gelas saat selesai makan sahur, dan satu gelas lagi sesaat sebelum imsak. Air yang kita minum tidak harus air putih, tetapi bisa dikombinasi dengan susu atau air teh yang ringan (bukan teh kental). Minumlah secara perlahan supaya tidak terasa 'memaksa'.

Puasa Merusak Diet?

Hmmm… pertanyaan ini biasanya ditujukan bagi kita yang terbiasa 'balas dendam' saat berbuka, padahal ada program diet yang harus dijalani, atau mungkin sedang menjaga bobot tubuh agar tetap ideal. Puasa justru bisa menjadi pola diet baru. Dan jika dilakukan dengan benar, maka setidaknya bisa menurunkan 0,5 - 1 kg per minggu, artinya bisa sampai 4 kg perbulan!

Caranya adalah dengan memilih pola makan yang tepat saat sahur dan berbuka. Seberat apapun mata kita terbuka saat waktu sahur tiba, sebaiknya tetap kita paksakan diri untuk bangun karena pada saat sahur kita akan menyuplai zat gizi yang tidak akan didapatkan di siang hari saat kita berpuasa. Menu sahur haruslah bergizi dan seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein dan serat (sayuran atau buah-buahan). Makan sahurlah kira-kira setengah jam sebelum imsak, dan di 15 menit terakhir konsumsilah buah-buahan atau sayur-sayuran. Seperti yang telah dijelaskan di atas, serat akan menjaga agar lambung tetap penuh, dan kadar gula darah tidak drop, sehingga kita tidak terlalu lapar. Makanlah sampai merasa cukup, dan tidak terlalu kenyang.

Pada saat berpuasa, usahakan tetap beraktivitas. Jangan lemas atau tidur seharian. Karena dengan beraktivitas, tubuh membutuhkan energi, dan karena tidak ada makanan yang masuk, maka energi tersebut didapat dari simpanan lemak di tubuh kita. Inilah alasan mengapa kita bisa berdiet selama puasa. Selain itu, pada saat puasa, saluran pencernaan yang selama ini bekerja keras mencerna makanan, diberi waktu beristirahat selama 14 jam. Ini membuat saluran pencernaan menjadi lebih bersih, dan tubuh terasa lebih bugar.

Pada saat berbuka, hindari balas dendam. Balas dendam hanya akan menimbun kembali kalori yang berhasil kita 'buang' saat berpuasa siang. Dalam agama Islam disunahkan berbuka dengan yang manis-manis, namun dalam kasus ini hindari sebisa mungkin gula (sukrosa), seperti teh manis, sirup atau kolak. Kita bisa mendapatkan minuman manis dari air sari buah (jus). Kandungan gula sari buah dapat menaikkan kadar gula dengan cepat, namun tidak merangsang produksi insulin. Alternatif lainnya adalah dengan mengkonsumsi buah kurma, karena buah kurma kaya akan gula buah yang baik untuk meningkatkan kadar gula darah. Setelah mengonsumsi sari buah, tubuh akan terasa lebih segar dan bertenaga. Lakukanlah ibadah shalat Magrib terlebih dahulu, kemudian barulah kita bersantap hidangan utama. Pilihlah menu yang seimbang antara karbohidrat, protein dan serat. Ingat, santaplah dengan menu secukupnya, jangan berlebihan.

(www.gizidankesehatan.blogspot.com)

Tidak ada komentar: